Mataram, NTB — Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Al Washliyah (PW IPA) Nusa Tenggara Barat menyatakan sikap tegas terhadap dugaan upaya kudeta kepengurusan pusat yang dilakukan oleh Irham Tajhi, Sekretaris Umum PW IPA Sumatera Utara. Tindakan tersebut dinilai bertentangan dengan konstitusi organisasi serta mencederai nilai-nilai dasar yang dijunjung oleh para kader.
Ketua PW IPA NTB, Ivan Suaidi, menyebut aksi yang dilakukan Irham sebagai bentuk pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi serta pengkhianatan terhadap prinsip ukhuwah dan adab pelajar Al Washliyah.
“Ini bukan hanya pelanggaran AD/ART, tapi juga bentuk penghinaan terhadap semangat ukhuwah dan adab yang selama ini dijunjung oleh kader IPA. Ini bukan karakter pelajar Al Washliyah. Ini tindakan yang memalukan,” ujar Ivan saat diwawancarai pada 6 Juli 2025.
Menurut Ivan, upaya pengambilalihan kepengurusan pusat secara sepihak yang dilakukan Irham Tajhi dinilai gagal karena tidak mendapat dukungan dari Pimpinan Wilayah lainnya. Ia menegaskan bahwa seluruh PW IPA di Indonesia masih mendukung kepengurusan pusat yang sah.
Sebagai bentuk sikap, PW IPA NTB menyatakan mendukung langkah Pengurus Pusat IPA untuk memberikan sanksi organisasi terhadap Irham, termasuk pemecatan dari jabatannya di PW IPA Sumatera Utara.
“Kami tidak akan tinggal diam melihat organisasi ini dicabik oleh ambisi pribadi. Saatnya IPA bersatu, bersih dari manuver-manuver destruktif,” tambah Ivan.
PW IPA NTB juga mengajak seluruh kader di Indonesia untuk mengawal pelaksanaan Muktamar IPA yang akan digelar pada 2–3 September 2025 di Jakarta. Forum tersebut dianggap sebagai momentum konsolidasi nasional dan pembaruan organisasi ke arah yang lebih visioner.
“Kepada seluruh kader IPA, mari kita jaga marwah organisasi. Kita buktikan bahwa IPA adalah rumah besar kader pelajar Indonesia yang menjunjung adab, ilmu, dan persatuan,” pungkasnya.
Dengan pernyataan ini, PW IPA NTB menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas internal dan kehormatan organisasi pelajar tertua di Indonesia.
Editor : Sahri
